https://www.bellezzabeautysalon.com/services.html – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Amerika Serikat kembali mengguncang pasar komoditas global. Harga emas dan minyak dunia mengalami lonjakan signifikan setelah Iran secara terbuka menolak ajakan negosiasi damai dari Amerika. Penolakan ini terjadi di tengah meningkatnya konflik di kawasan Timur Tengah.
Pelaku pasar langsung merespons situasi tersebut dengan mengalihkan investasi mereka ke aset aman seperti emas. Harga emas global naik lebih dari 1,5% dalam sehari, sementara minyak mentah jenis Brent menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Para analis pasar menilai bahwa ketidakpastian geopolitik telah memicu kekhawatiran soal gangguan pasokan minyak dari kawasan tersebut.
Iran, melalui juru bicara pemerintahnya, secara tegas menyatakan tidak akan duduk di meja perundingan dengan Amerika selama sanksi ekonomi tetap berlaku. Pernyataan itu memperkuat pandangan bahwa konflik antara kedua negara berpotensi berlarut dan memengaruhi kestabilan ekonomi global.
Sementara itu, Amerika Serikat mengimbau Iran untuk kembali membuka jalur diplomasi, namun belum memberikan sinyal akan melonggarkan tekanan ekonomi. Ketegangan yang terus meningkat ini menempatkan negara-negara importir minyak dalam posisi siaga, karena potensi lonjakan harga dan gangguan distribusi semakin membayangi.
Situasi ini juga menunjukkan bagaimana konflik geopolitik dapat langsung menggerakkan pasar komoditas. Investor dan negara pengimpor kini memantau dengan cermat setiap perkembangan di Timur Tengah, karena setiap langkah politik bisa langsung mengubah arah pasar global.